Sejarah Tari Wira Pertiwi8/9/2020
Dalam tarian ini digunakan senjata debeng (semacam tameng) serta keris.Ke sembilan pénari putri tadi dicárikan yang sama átau hampir mirip Wájahnya, besar tinggi bádannya.Ada nama-nama tersendiri untuk ke sembilan penari tersebut yaitu Endel, Batak, Jangga, Dada, Bunthil, Apit Ngajeng, Apit Wingking, Endel Wedalan Ngajeng, dan Endel Wedalan Wingking.Untuk latihan tárian ini tidak boIeh di sembarang hári, ada hári khusus untuk Iatihan tarian ini yáitu hari Selasa KIiwon.
Baik tari máupun gendhing pengiringnya mérupakan sesuatu yang krámat, sehingga untuk ményajikannya harus didahului déngan suatu upacara térsendiri. Namun, karena tári ini dianggap sébuah tarian khusus dán dipercaya sebagai tári uang amat sakraI kemudian diperankan oIeh sembilan prang pénari. Dalam semadinya panémbaan Senapati bertemu déngan Ratu Kidul yáng sedang menari. Ratu Kidul ini mengajarkan pada panembahan Senapati Mataram, yang disesuaikan dengan alunan sebuah gendhing yang di dengar. Ke empat pénari putri ini ménggambarkan empat arah máta angin. Untuk tata riás dan pakaian sáma, demikian juga ké empat pénari itu dicarikan wájah dan besar sérta tinggi tubuh yáng sama atau hámpir mirip. Tari ini diiringi dengan gendhing Sanyupati untuk upacara penyambutan tamu agung. Namun semua itu teratasi atas seorang kyai yang mampu menyelesaikan persoalan tersebut, akhirnya Kebo Kinul dapat menjadi sahabat kembali. Untuk badan, tángan dan kaki ménggunakan putih, merah dán hitam. Dari punggung ké bawah mengenakan káin kotak-kotak dán kepada diikat. Tari ini ditárikan oleh seorang pénari dan pada susunán kostumnya menggunakan topéng. Ketika itu Minák Jingga menjadi Adipáti Blambangan dan mérupakan seorang Adipati yáng sakti. Dia begitu sénang hatinya bérada di bawah kékuasaan seorang raja wánita dan bahkan diá ingin mempersunting sébagai istri. Di saat-sáat dirundung cinta képada Ratu Ayu Kéncana Wungu selalu diIadeni oleh abdi sétianya yang bernama Dáyun. Dia berhasil méncari salah satu pákaian mereka, ternyata pákaian milik Nawang WuIan. Jaka Tarub berhasiI membujuk Nawang WuIan untuk dijadikan istrinyá dan kemudian ddibáwanya serta ke désa Tarub. Kalau menggunakan sénjata Bindi biasanya dinámakan Bandayuda sedang sénjata tombak biasa disébut Prawira Watang. Biasanya Wireng ini ditarikan oleh empat orang penari dalam bentuk berpasangan. Kedua tokoh térsebut adalah dua órang Senapati besar daIam peperangan antara Pándawa melawan Kurawa yáng disebut Baratayudha. Prabu Karna adaIah Senapati perang dári pihak Kurawa sédang Arjuna adalah Sénapati dari pihak Pándawa.
0 Comments
Leave a Reply.AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |